- Lestarikan Budaya Sanggul dan Kebaya, WBI Gelar Kopdar Perdana di Nganjuk
- Warga dan GMBI Klarifikasi Dugaan Pungli Program PTSL Desa Kedungdowo
- Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro Akan Hadiri HUT IBI di GOR Dabonsia Ngumpakdalem
- Bupati Trenggalek Launching Satgas Daya (Satuan Tugas Swadaya)
- Pisah Sambut Dandim 0806 Trenggalek: Letkol Yudo Pamit, Letkol Isnanto Siap Bertugas
- Nganjuk Unggul dalam Program Koperasi Merah Putih, Bawa Pulang Rp 3 Miliar
- Sekda Trenggalek Ambil Apel Di Dinas Perinaker Mengajak ASN Kerja Dengan Baik
- Peringatan Hari Bhayangkara Ke -79 Wabup Syah Menyampaikan Terima Kasih
- Pemasangan tiang fiber optik (FO) di kecamatan dander Diduga belum berizin
- Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPRD Nganjuk Bersama KTNR Terkait Odol
Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi 2025 di Nganjuk Dengan Tama \" Notoprojo Bersinergi Membangun Nege

Nganjuk, RadarFakta- Pemerintah Kabupaten Nganjuk kembali menggelar prosesi adat Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi 2025 dengan penuh khidmat dan kemeriahan. Kegiatan ini menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah penting perpindahan pusat pemerintahan dari Berbek ke Nganjuk yang terjadi pada 6 Juni 1880, sekaligus bentuk rasa syukur atas berkah bumi dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan mengusung tema " Notoprojo Bersinergi Membangun Negeri,” prosesi ini dipimpin langsung oleh Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi dan Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro. Dalam momen sakral tersebut, dua pusaka kebanggaan Kabupaten Nganjuk, Tombak Kiai Jurang Penatas dan Payung Kiai Tunggul Wulung, secara simbolis diserahkan kepada Bupati dan Wakil Bupati. Kedua pusaka itu menjadi lambang kekuatan, kepemimpinan, serta perlindungan terhadap masyarakat dan daerah.
Baca Lainnya :
- Dugaan Karyawan PT SAI Mengalami Intimidasi dan Ancaman PHK, DPC F Hukatan KSBSI nganjuk Turun Tanga0
- Ratusan Warga Dusun Suru Gelar Acara Bersih Desa dengan Tasyakuran, Wujud Syukur dan Silaturahmi0
- Momentum Iduladha, Bupati Nganjuk Salurkan Hewan Kurban sebagai Simbul Keikhlasan dan Solidaritas0
- Bupati Nganjuk Lantik 278 Pejabat Fungsional Pendidikan, Tekankan Komitmen Nol Rupiah0
- Karyawan PT SAI Nganjuk Dikritik Warga karena Gaya Berkendara yang Berbahaya0
Arak-arakan pusaka dimulai dari titik awal hingga tiba di Pendapa KRT Sosrokoesoemo, menggunakan kereta kuda yang dikawal barisan perangkat daerah, lembaga vertikal, pelajar, pelaku usaha, hingga masyarakat umum. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap warisan budaya yang terus dijaga keberlangsungannya.
Puncak acara ditandai dengan Sedekah Bumi, prosesi adat yang melibatkan 20 gunungan hasil bumi lokal dari seluruh kecamatan se-Kabupaten Nganjuk. Gunungan yang terdiri dari hasil pertanian, buah-buahan, dan aneka palawija ini diarak menuju pendapa dan didoakan bersama sebagai ungkapan syukur atas anugerah alam. Seusai doa, masyarakat beramai-ramai memperebutkan gunungan tersebut, menciptakan suasana semarak penuh kegembiraan dan kebersamaan.
Dalam sambutannya, Bupati Marhaen Djumadi menegaskan bahwa Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi bukan sekadar seremoni adat, tetapi bentuk nyata pelestarian nilai-nilai sejarah dan budaya yang menjadi fondasi jati diri Nganjuk.
“Melalui prosesi ini, kita merawat ingatan kolektif sebagai bangsa dan sebagai warga Nganjuk. Kita bangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga warisan leluhur sekaligus mendorong potensi budaya sebagai kekuatan pariwisata daerah,”ungkap Bupati Marhaen.
Acara berlangsung aman, tertib, dan penuh makna. Pemerintah Kabupaten Nganjuk berharap Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi dapat terus menjadi agenda budaya tahunan yang memperkuat identitas lokal, serta mempererat rasa cinta masyarakat terhadap tanah kelahirannya. ( san)
